Minggu Pertama di Jerman

Enggak kerasa udah hampir seminggu di Jerman. Selain jetlag, pastinya ada beberapa kesan yang didapat dari melihat tempat baru dengan kebudayaan baru. Sambil mengisi waktu luang di weekend pertama saya, mau sedikit cerita tentang hal-hal baru yang saya dapat selama seminggu ada di Jerman.

1. Disambut dengan sangat hangat
Kebetulan, hostmom saya bekerja di Bandara Internasional Frankfurt. Jadi saya langsung dijemput di ruang tunggu dan dibawa ke tempat parkir kerjanya. Jadinya ya nggak sempet liat-liat bandaranya. Tapi, saya disambut dengan wajah yang nggak kalah excited-nya sama saya itu udah cukup banget kok. Saya juga sempet terkesima lihat mobil mewahnya dan ngerasain driver sebelah kiri :D

Setelah dari bandara, kami langsung ke daycare tempat anak keduanya (Max) dititipkan di Bensheim. Untuk menuju Bensheim, kami melewati jalan tol yang biasa disebut autobahn. Beda sama jalan tol di Indonesia, jalan tol di Jerman nggak perlu bayar sama sekali. Selain itu, jangan lupa kalau jalur lambat ada di sebelah kanan dan untuk menyusul harus dari lajur kiri.

Setelah menjemput Max, kami mengarah ke Gronau untuk menjemput anak pertamanya yang bernama Paul. Reaksi kedua anak itu saat dijemput seperti reaksi anak-anak pada umumnya sih: senyum malu-malu. Setelah itu, sesampainya di rumah Kristine (hostmom saya) langsung menunjukkan kamar saya. Di depan kamar sudah ada tulisan tertempel: "Lieblich Willkommen Nathalie" :')

Kristine ternyata sengaja mengambil cuti selama seminggu pertama saya ada di Jerman untuk memperkenalkan berbagai hal kepada saya supaya saya bisa beradaptasi. Baik sekali, kan.

2. Canggih braaay!
Salah satu hal yang menarik dari tinggal di Jerman adalah hampir semua yang ada di rumah dikerjakan mesin. Kompornya kompor listrik, cuci piring pake mesin, cuci baju ada mesin pengeringnya (jadi gausah jemur segala), bersihin rumah pake vacum cleaner (yang ini udah lumayan biasa aja sih di Indonesia), bikin kopi pake mesin yang biasanya ada di kafe-kafe kalo di Indonesia.

Di rumah juga udah ada koneksi wifi yang menurut saya lumayan cepet. Tapi ternyata ini adalah salah satu koneksi yang lambat di Jerman karena letak rumah yang bukan di kota besar. Menurut Kristine, koneksinya akan diganti dengan koneksi cepat seperti di rumah-rumah Jerman pada umumnya di awal Oktober nanti.

Untuk nonton tv juga ternyata penggunaan recorder sudah cukup umum di sini. Paul dan Max sangat suka nonton film Sam The Fireman. Jadi, kalau mereka minta nonton, tinggal dibuka list film yang udah direkam dan di-play ulang deh.

Mereka juga punya cleaning lady yang datang seminggu sekali  untuk bersih-bersih rumah. Yang ada di bayangan saya ketika mendengar cleaning lady adalah ibu-ibu setengah baya dengan rambut beruban. Taunya... selain cleaning lady ini muda dan stylish, dia juga datang dengan mobil yang lumayan mewah. Kata Kristine, cleaning lady ini adalah orang Polandia. Menurutnya, orang-orang dengan pekerjaan seperti ini biasanya bukan orang Jerman.

3. Makanan dan Minuman
Sarapan pagi yang disediakan di sini roti yang lumayan keras, berbagai macam selai, dan tentunya berbagai macam daging. Daging-daging olahan itu biasanya di Indonesia harus dimasak dulu, makanya saya nggak berani makan. Awalnya saya cuma berani oles roti saya pakai selai Nutela yang super enak itu. Tapi akhirnya saya memberanikan diri menanyakan tentang "status" daging tersebut. Kata Kristine, daging itu adalah daging olahan yang sudah siap saji. Akhirnya saya memberanikan diri untuk makan daging-daging itu dan ternyata rasanya biasa aja. Enggak kerasa amis atau mentah.

Seperti kebanyakan orang Eropa lainnya, keluarga ini juga suka minum wine di malam hari. Berkat keluarga ini saya mencoba beberapa jenis wine seperti wine dari anggur putih dan juga wine dari apel. Lumayan enak dan bikin badan anget karena cuaca di sini lagi dingin.

Untuk makan siang, mereka enggak punya jam tertentu. Saya sempet kelaperan karena nunggu ditawarin makanan. Tapi ternyata, saya harus ambil sendiri di dapur dan terserah saya mau makan apa. Pengamatan saya sih mengatakan kalau mereka makan buah untuk makan siang karena anak-anaknya juga cuma dikasih buah untuk makan siang :'))

4. Kebiasaan Keluarga
Menurut saya, keluarga ini adalah keluarga yang sangat baik dan manis. Meskipun ayah dan ibunya kerja, mereka deket banget sama anak-anaknya. Kelihatan dari anak-anaknya yang selalu ingin dekat sama orang tuanya. Selain itu, orang tuanya juga seneng main sama anak-anaknya. Kalau anak-anaknya ngedeketin untuk ngajak main, orang tuanya selalu menanggapi. Anak-anaknya juga nggak diizinin megang smart phone atau iPad. Karena rumahnya terletak dekat padang rumput dan peternakan, anak-anak punya banyak tempat bermain. Ayah dan ibunya memang mengizinkan mereka menonton tv, tapi tidak terlalu banyak. Suatu waktu ibunya bahkan mengeluarkan alat melukis supaya anaknya tidak terlalu banyak menonton tv.

Kedua anaknya tidur di kamar terpisah. Di malam hari saat waktu tidur sudah tiba (jam 7 malam), ibunya mengantar Max dan ayahnya mengantar Paul ke kamar  (atau sebaliknya). Mereka juga punya alat yang bisa dibawa ke mana-mana untuk mendengar kalau-kalau anaknya menangis di kamar sehingga mereka bisa langsung menghampiri anaknya.


Berhubung udah ngantuk, segitu dulu deh ceritanya. Sejauh ini, saya sangat betah tinggal di Jerman bersama keluarga Heinisch. Saya bener-bener dianggap jadi bagian keluarga mereka :') Semoga ke depannya tidak ada halangan yang berarti. Amen!

Komentar

Postingan Populer