Bermalam Tahun Baru di Frankfurt am Main, Jerman

Bermalam tahun baru di Jerman jadi salah satu momen yang diincer dari awal jadi aupair di Jerman. Dari awal kedatangan, sebenarnya sudah berencana untuk bermalam tahun baru di Berlin karena seperti pada umumnya, malam tahun baru di ibu kota suatu negara pasti lebih meriah dibandingkan dengan di kota-kota lain. Tapi sayangnya, saya baru mulai mencari tiket dari Bensheim ke Berlin pada awal Desember dan ternyata harga tiket sudah melambung tinggi. Untuk pergi, saya masih menemukan Sparpreis 29 Euro, itu pun harus ganti kereta di Frankfurt dan menunggu di sana selama 5 jam sampai berangkat ke Berlin. Tapi untuk pulang, saya enggak menemukan tiket yang sekitar 20an Euro. Tiket dari Berlin untuk tanggal 2 Januari memang terhitung mahal-mahal semua, berhubung saya memang harus pulang tanggal 2 Januari karena siangnya harus sudah mulai bekerja lagi. Setelah ngobrol-ngobrol dengan teman saya, Cinta, yang akan bermalam tahun baru bersama, kami memutuskan untuk bermalam tahun baru di Frankfurt dengan harapan di kota tersebut akan juga meriah perayaannya.

1. Sampai di Frankfurt
Sesampainya di Frankfurt, saya dan Cinta berkunjung ke seorang teman yang akan kami tumpangi. Ia adalah salah satu teman saya di tempat kursus bahasa Jerman. Dia juga bekerja sebagai Aupair di Jerman. Setelah menyimpan tas dan duduk-duduk sedikit, kami memutuskan untuk melihat-lihat kota Frankfurt. Cinta cukup terkejut dengan kota Frankfurt yang cukup berbeda dengan kota-kota di Eropa lain karena di Frankfurt terdapat banyak gedung tinggi. Bangunan kuno di Frankfurt pun sesungguhnya adalah bangunan baru yang dibangun dengan model kuno karena memang hampir semua bangunan di kota ini hancur saat Perang Dunia II.

Kami sempat berkunjung ke tempat-tempat yang wajib dikunjungi di Frankfurt seperti Roemer, Alte Oper, Gereja St. Paul, Frankfurt Opera House, My Zeil, dan Hauptwache. Sayangnya, udara yang dingin bikin mager, cepet laper, dan cepet pengen pipis.







Untuk berjalan-jalan seharian di kota Frankfurt, kami memutuskan untuk membeli tiket harian atau Tageskarte grup yang harganya cuma 9,9 Euro untuk 5 orang. Harga ini masih lebih murah dibandingkan dengan tiket harian per orang yang harganya mencapai 6 Euro per orang. Sayangnya kami cuma berdua, jadi selisihnya tidak terlalu terasa. Hehe.

2. Menjelang Tengah Malam
Menjelang pukul 8 malam, kami mulai bosan karena udara yang dingin dan hampir seluruh kota sudah kami lihat. Akhirnya kami memutuskan untuk makan malam dulu di sebuah restoran Asia di stasiun. Setelah itu, kami berjalan ke Hauptwache untuk melihat suasana di sana. Ternyata di luar dugaan, hampir seisi kota sepi sekali. Tidak begitu banyak orang yang berkeliaran. Ada beberapa booth yang menjual wine hangat dan makanan hangat khas Jerman, tapi suasananya tidak seramai yang saya bayangkan. Cinta sempat bertanya, "Tha, ini pada ke mana orang-orangnya?" Saya juga tidak tahu, karena sepanjang saya googling, Frankfurt adalah salah satu kota di Jerman yang pantas menjadi tempat bermalam tahun baru.

Karena tidak tahan dengan udara dingin sambil menunggu jam 12 malam, kami akhirnya menghangatkan diri di Starbucks. Di sini, untuk masuk toilet ada kode yang harus dimasukkan dan kode itu tertera di bon. Jadi kodenya hanya bisa kamu ketahui kalau kamu membeli sesuatu. Pelit emang, ya. Haha.

3. Selamat Tahun Baru!
Menjelang jam 11, kami memutuskan untuk keluar dan mulai berjalan ke jembatan Eisener Steg tempat kami akan menyaksikan kembang api. Sempat nyasar saat menunggu bus sehingga kami sampai di jembatan tepat pada pukul 23.30. Ternyata suasana kota sudah cukup ramai dengan orang-orang yang ingin menyaksikan kembang api dan juga orang-orang yang sudah membawa kembang api masing-masing. Ternyata, di Frankfurt tidak ada acara yang diadakan oleh pemerintah seperti layaknya di Berlin sehingga pesta kembang api pun diadakan oleh masing-masing individu atau kelompok. Pesta kembang api ini terhitung cukup berbahaya karena setiap orang bisa seenaknya memasang kembang api di mana pun. Saya dan Cinta sempat kaget karena saat kami asik melihat langit, seseorang di sebelah kami tiba-tiba memasang kembang api dengan jarak yang sangat dekat dengan kami. Akhirnya kami pun harus dengan sigap menyingkir.

Meskipun begitu, langit malam tahun baru di Frankfurt sangat cantik dihiasi dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit Frankfurt dan sungai Main yang sangat indah. Saya dan Cinta sempat bengong beberapa menit saat melihat langit yang luar biasa cantiknya. Masih berasa mimpi bisa bermalam tahun baru di Eropa, pakai uang sendiri :")

4. Setelah Pesta Kembang Api Selesai...
Setelah pesta kembang api selesai, orang banyak mulai membubarkan diri dari Eisener Steg menuju bar-bar untuk berpesta. Kebetulan, saya dan Cinta tidak terlalu suka dengan pesta, clubbing, dan minuman keras, jadi kami memutuskan untuk langsung pulang dan tidur :D
Dalam perjalanan dari Eisener Steg ke tempat kami tidur, nyatanya tidak mudah. Di jembatan, kami bertemu dengan beberapa orang mabuk yang mengucapkan selamat tahun baru sambil memeluk kami. Awalnya, memeluk. Tapi kemudian, mereka mencoba untuk mencium kami. Untungnya tempatnya ramai, jadi kami berteriak dan tidak terjadi hal-hal mengerikan. Di sini, saya dan Cinta mulai khawatir karena kami hanya berdua.

Sayangnya, tempat kami singgah pun tidak berada di pusat kota Frankfurt. Rupanya, tram yang harus kami ambil untuk menuju tempat tersebut sudah tidak beroperasi setelah lewat tengah malam. Untungnya, aplikasi DB Navigator bisa memberikan informasi aktual mengenai kendaraan umum yang bisa diambil pada saat itu. Rupanya, untuk malam hari terdapat Night Linie untuk setiap kendaraan umum di Frankfurt. Dalam perjalanan menggunakan kereta bawah tanah dan bis, semuanya lancar-lancar saja. Tapi terakhir, kami harus mengganti bis satu kali lagi dan itu hanya untuk 2 menit perjalanan. Kami sempat berpikir untuk berjalan kaki saja daripada harus menunggu bis di halte yang sepi, tapi sayangnya, di trotoar yang harus kami lewati terdapat sekelompok pemuda Turki yang mabuk dan tampak mengerikan. Sebelumnya mereka melewati kami dan hampir menunjukkan alat kelamin mereka. Kami pun memutuskan untuk menunggu sampai bis datang.

Setelah setengah jam menunggu, rupanya kami menunggu di halte yang salah sehingga bis yang harus kami naiki tidak berhenti saat melewati kami. Hal ini sungguh mengesalkan. Kami masih tidak bisa melewati trotoar karena sekelompok pemuda mengerikan tersebut masih menunggu. Akhirnya kami menunggu lagi di halte yang benar setengah jam ke depan dalam cuaca yang sangat dingin. Saya merasa sangat bersalah kepada Cinta karena saya seharusnya menjadi guide dia selama di Jerman.

Setelah menunggu selama 30 menit, kami berhasil menaiki bis yang mengantar kami ke rumah tempat kami singgah. Perjalanan dengan bis ini hanya dilakukan selama 2 menit, tapi kami harus menunggu sampai satu jam. Tanpa banyak bicara, ketika sampai di rumah, kami langsung tertidur pulas. Sungguh suatu pengalaman yang tidak akan terlupakan :-)

SELAMAT TAHUN BARU 2014! MAAF TELAT :D

Komentar

  1. Kak kehidupan di frankfurt itu tergolong murah atau mahal ? trus kalo misalkan mahal gimana caranya supaya kita ga ngabisin uang banyak disana ?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer