Belgia, Negeri Coklat yang Hangat




Di libur natal 2014, saya berkesempatan berkunjung ke Belgia, salah satu negara di Eropa yang belum sempat saya kunjungi selama saya menjadi Aupair di Jerman. Sebenarnya mengunjungi Belgia dari kota Wina, Austria, bukanlah ide yang super bagus karena jarak Austria-Belgia yang cukup jauh. Tidak ada bis yang bisa mengantar penumpang langsung dari Wina ke salah satu kota di Belgia. Untuk penerbangan, harga pun berkisar di atas 100 Euro. Negara ini juga akan sangat cantik jika dikunjungi saat musim semi karena bunga-bunga yang bermekaran dan cuaca yang hangat. 

Tapi saya beruntung karena keluarga tamu saya berasal Belgia sehingga saya bisa nebeng untuk perjalanan pergi menggunakan mobil. Perjalanan Wina - Diepenbeek (salah satu kota kecil di Belgia) berkisar sekitar 8 jam. Dari Diepenbeek, saya mengambil kereta langsung ke Antwerpen dan memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Petualangan saya selama 9 hari di Belgia pun dimulai dari Antwerpen!

Bepergian di dalam Belgia sebelum umur kita menginjak 27 tahun adalah ide yang sangat baik karena untuk transportasi kereta dalam Belgia, mereka menyediakan harga khusus untuk penumpang di bawah 27 tahun. Perusahaan kereta Belgia alias NMBS / SNCB mematok harga 6 Euro untuk semua tujuan di dalam Belgia kepada penumpang muda. Tiket jenis ini disebut dengan Go Pass. Mereka juga menyediakan tiket harga 50 Euro untuk 10 tiket sehingga harga per tiket menjadi hanya 5 Euro. Tiket yang disebut dengan Go Pass 10 ini bisa dipakai bersama teman-teman yang traveling bersama kita.

Negara ini adalah negara yang cukup unik karena menggunakan tiga bahasa: Perancis, Belanda, dan sebagian kecil Jerman yang didapatkan dari perang dunia I. Mereka juga memiliki dua pemerintahan yang berbeda yaitu pemerintahan Perancis dan Flemish (atau yang berbahasa Belanda). Meskipun begitu, keluarga kerajaan tinggal di Brussel, satu-satunya kota Perancis yang berada di wilayah Flemish. Kota-kota yang saya kunjungi kebanyakan berada di wilayah berbahasa Belanda atau Flemish. Dimulai dari Antwerpen!

Antwerpen

Antwerpen adalah kota metropolitan kedua terbesar di Belgia setelah Brussels. Kota ini dipenuhi dengan toko-toko di sepanjang jalanan utamanya. Yang paling memukau dari Antwerpen adalah stasiun kereta utamanya yang begitu megah. Melihat stasiun ini mengingatkan saya dengan film Harry Potter. 

Stasiun utama kota Antwerpen dari depan

Salah satu yang terkenal dari kota Antwerpen juga adalah kebun binatangnya. Sayangnya mengunjungi kebun binatang saat musim dingin bukanlah ide yang bagus.

Di kota ini, kami juga berkesempatan melihat penampilan sebuah band bernama Blaas of Glory. Awalnya, saya mengira bahwa mereka hanyalah sekelompok pengamen yang memberikan performance untuk meminta uang. Namun kami sangat terkejut bahwa sampai akhir band ini memberikan performance yang luar biasa tanpa meminta sepeser pun uang kepada penonton. Mereka sangat atraktif dan menarik! Para personilnya juga memiliki rupa yang sangat rupawan hehe. Saya langsung meng-google mereka setelah bertemu koneksi internet. Ternyata mereka adalah band dari Belanda yang sudah cukup terkenal. Mereka memiliki situs resmi, yaitu http://www.blaasofglory.nl/.


Ini sedikit cuplikan dari penampilan mereka yang saya saksikan

Ghent

Kota selanjutnya yang berkesempatan saya kunjungi adalah Ghent. Ghent merupakan salah satu kota pelajar di Belgia. Saya sangat menyukai suasana kota ini yang terasa sangat ceria dan “muda”. Tempat paling berkesan saat saya mengunjungi Ghent adalah Graslei dan Korenlei. Selain itu, harga-harga makanan dan minuman di kota ini cenderung lebih murah dibandingkan dengan Anwerpen dan Brussel.

Graslei dan Korenlei dari tepi sungai

Tempat yang harus dikunjungi saat ke Ghent adalah Historical Center yang berada tepat di tengah kota. Di sini terdapat St. Bavo Cathedral + The Adoration of the Mystic Lamb, Belfry, St. Nicholas Church, Town Hall, Castle of Gerald the Devil, dan Episcopal Palace.

Saya dan Wina di depan Castle of Gerald the Devil

Brugge

Kota Brugge merupakan kota kecil yang sangat cantik dan klasik. Kota ini masih mempertahankan bentuk originalnya dengan gaya abad pertengahan. Sedikit mirip dengan Amsterdam, di Brugge terdapat banyak kanal yang membagi bagian-bagian di dalamnya sehingga seringkali kita harus melewati jembatan. Itulah salah satu alasan kenapa kota ini dinamakan Brugge, karena dalam bahasa Belanda, Brugge memiliki arti jembatan. Kota ini merupakan kota favorit para turis. Kalau yang sudah menonton film India yang berjudul PK, salah satu latar tempatnya juga adalah kota Brugge :D

Markt atau Market Squre kota Brugge

salah satu kanal yang ada di kota Brugge

Di Brugge juga terdapat gereja yang menyimpan darah asli Yesus Kristus. Mereka mengizinkan pengunjung untuk melihat langsung darah tersebut setiap hari dari pukul 11.30 sampai 13.00 kemudian dilanjutkan dari pukul 15.30 sampai 17.00. Gereja yang disebut dengan Basilica Of The Precious Blood ini terletak di pusat kota.

Poperinge

Poperinge adalah sebuah kota kecil di ujung barat Belgia. Saya memutuskan untuk mengunjungi kota ini karena seorang sahabat semasa kuliah tinggal di sana bersama kekasihnya. Kota ini sebenarnya bukan tujuan wajib para turis, namun perjalanan saya ke sana ternyata memberikan banyak pelajaran tentang sejarah Belgia dan kisah perang dunia pertama.

Kota Poperinge adalah salah satu dari dua kota di Belgia yang tidak berada di bawah Jerman pada masa perang dunia kedua. Kota ini menjadi markas bagi para tentara Inggris untuk berlindung atau bersantai, juga menjadi tempat bagi para prajurit yang terluka. Talbot House adalah bar yang sampai hari ini masih berdiri di kota tersebut yang pada zaman perang dunia II menjadi tempat berkumpul para tentara Inggris tanpa memandang status dan jabatan mereka dalam keprajuritan. Oleh karena itu mereka menyebut Talbot House sebagai "Every Man's Club". 

Saya dan Alfi di depan Talbot House

Di Poperinge, saya juga berkesempatan untuk berkunjung ke Poperinge Town Hall Courtyard and Death Cell. Di sana, pernah ada empat prajurit Inggris yang dihukum mati karena tertangkap “bolos” dari tugas mereka dan tertangkap sedang bersantai atau bersenang-senang di Poperinge. Nama, foto, dan kisah keempat prajurit ini ditulis lengkap dalam penjara yang sekarang sudah berubah menjadi museum itu. Mereka dibunuh dengan cara ditembak. 

Menurut sumber yang saya baca, pada perang dunia II terdapat 3.080 tentara yang dijatuhi hukuman mati, namun hanya 346 yang akhirnya dieksekusi. Dari 346 prajurit yang diekskusi, 77 persen di antaranya dihukum karena alasan pembelotan, 10 persen pembunuhan, dan 5 persen karena menjadi pengecut saat perang.

Kementerian Pertahanan Inggris telah menyatakan para tentara yang dieksekusi sebagai satu dari banyak korban perang dan bahwa proses eksekusi ini sebagai takdir yang seharusnya tidak diterima para prajurit.
"The pardon stands as recognition that he was one of many victims of the First World War and that execution was not a fate he deserved" (Armed Forces Act 2006)

 tempat eksekusi para tahanan

 di dalam penjara sebelum para tahanan dihukum mati

daftar nama tahanan yang dihukum mati di Poperinge

Leuven

Leuven merupakan ibu kota dari provinsi Flemish Brabant di Belgia. Di kota ini terdapat salah satu universitas tertua di Belgia. Sebagian besar penduduk di kota ini adalah mahasiswa yang belajar sehingga pada masa libur, kota ini menjadi sangat sepi. Hal itu saya rasakan saat saya berkunjung ke Leuven. Namun meskipun sepi dan muram tanpa sinar matahari, saya dan Wina menyempatkan diri mengikuti tur Town Hall yang diadakan oleh kantor turis kota Leuven. Tur ini hanya seharga 2 Euro bagi pengunjung yang datang menggunakan kereta, sedangkan harga normal hanya 4 Euro saja.

Kantor wali kota alias Town Hall kota Leuven sangat memesona. Begitu megah dengan begitu banyak patung yang menghiasi bagian depannya. Gedung ini merupakan gedung asli peninggalan abad pertengahan dengan gaya gothik karena berhasil lolos dari bom yang dikirim ke kota tersebut. Di gedung ini juga terdapat ukiran yang menceritakan babak-babak kisah dalam Alkitab karena pada zamannya, masyarakat belum dapat membaca Alkitab sehingga kisah-kisah Alkitab diceritakan melalui ukiran-ukiran tersebut.

City hall kota Leuven yang sangat megah

Brussels

Brussel adalah ibu kota Belgia yang juga merupakan ibu kota dari Uni Eropa. Gedung parlemen Uni Eropa terletak di kota ini. Dari semua ibu kota Eropa yang pernah saya datangi, Brussel memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Stasiun-stasiun yang terdapat di kota ini bisa dibilang cukup “jorok” dan dipenuhi orang asing (imigran). Yang paling mengagetkan adalah keberadaan tunawisma yang tidur di sepanjang trotoar di stasiun Brussel Midi. Mereka mengangkut kasur dan selimut super tebal mereka ke sana. Keadaan yang baru sekali saya lihat di Eropa. Kota ini juga cukup besar sehingga tidak bisa dijelajahi dengan jalan kaki seperti kota-kota lain yang saya kunjungi di Belgia. 

Di Brussel, saya dan Wina berkesempatan melihat Gedung Parlemen Uni Eropa. Sayangnya kami tidak bisa masuk ke dalam karena saat itu sedang hari libur. Meskipun begitu, Parlamentarium alias museum untuk pengunjung mengenai Parlemen Uni Eropa ternyata tidak tutup. Kami pun beruntung bisa masuk ke dalam dan mempelajari banyak hal tentang Uni Eropa secara gratis! Saya selalu terpesona dengan cara orang Eropa membuat museum. Meskipun gratis, semua bagian yang ada di dalam museum ini super canggih. Setiap pengunjung dipinjamkan sebuah alat yang berfungsi sebagai scanner di setiap sisi museum untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Bahasa yang tersedia pun sangat banyak, yaitu 24 bahasa resmi Uni Eropa.

salah satu sisi Parlamentarium yang memberikan informasi mengenai gedung parlemen Uni Eropa di Brussel, Strassbourg, dan Luxemburg dalam bentuk 3D

patung yang menggambarkan persatuan Uni Eropa melalui mata uang Euro

tulisan Parlemen Uni Eropa dalam berbagai bahasa

Di akhir kunjungan kami, kami juga berkesempatan untuk menonton sebuah film yang menceritakan proses diskusi hingga pengambilan keputusan di bangku parlemen Uni Eropa. Film ini ditayangkan dalam sebuah ruangan bundar 360 derajat dan membuat kesan penonton berada langsung di dalam film tersebut. Menonton film ini sungguh membuat bulu kuduk saya merinding. Meski negara-negara di Uni Eropa menggunakan banyak bahasa yang berbeda, mereka dapat berdiskusi dan memahami satu sama lain sehingga tercipta suatu keputusan yang disetujui oleh semua pihak. Peran penerjemah (baik dokumen maupun alat dengar) sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Parlemen Uni Eropa memiliki motto: Unity in Diversity alias satu dalam keberagaman. Motto yang hampir sama dengan motto yang diterapkan di Indonesia: Bhineka Tunggal Ika :) 

Saya dan Wina juga berkunjung ke Mini Europe. Seperti Taman Mini Indonesia Indah, Mini Europe juga menyediakan Uni Eropa dalam versi mini melalui maket yang bertebaran sepanjang jalan. Saya dan Wina belajar banyak mengenai Uni Eropa dalam kunjungan kami ini. Taman yang dipenuhi salju menjadikan taman ini terlihat begitu cantik!


bagian Belanda di Mini Europe 

belum sempat ke Inggris, foto dulu di depan Big Ben mini

Kami juga menyempatkan diri untuk melihat patung anak kecil yang sedang buang air kecil yang sangat tersohor itu. Patung ini disebut dengan Manneken Pis. Menariknya, patung ini ternyata berukuran kecil. Berdasarkan sumber yang saya baca, Manneken Pis memiliki legenda yang bermacam-macam. Legenda yang cukup terkenal adalah pada masa perang anak ini telah berhasil memadamkan api yang membakar kota dengan air seninya. Oh ya, di sebelah patung ini terdapat warung waffel yang patut dikunjungi!

saya bersama patung Manneken Pis

Akhir kata...

Perjalanan ke Belgia ini adalah perjalanan yang sangat berkesan untuk saya. Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya saya mencium bau coklat yang nikmat. Kalau mereka mengklaim bahwa coklat mereka adalah coklat paling enak sedunia, mungkin mereka benar.

Namun ada satu hal yang menurut saya cukup aneh. Sebelum perjalanan saya ke Belgia, saya tidak pernah tau kalau bir Belgia adalah bir yang terkenal. Yang saya tahu, Jerman adalah negara dengan produksi bir terbaik. Nyatanya, bir memiliki jauh lebih banyak jenis bir (mencapai 200an). Mereka bahkan memiliki bir manis yang ditujukan untuk perempuan dengan rasa cherry atau strawberry. Mereka juga sangat bangga dengan bir yang mereka miliki. Setelah mengobrol dengan salah satu orang Belgia, mereka beranggapan bahwa Jerman memang selalu "terlalu" bangga dengan apa yang mereka miliki sehingga bir mereka pun diklaim sebagai bir terbaik. Hehehe.

Selama perjalanan saya di Belgia, saya juga merasa kehangatan yang muncul dari para penduduknya. Mereka sangat ekspresif dan ramah. Banyak dari mereka juga adalah pecinta lingkungan yang memilih untuk menjadi vegetarian dan pengguna produk-produk bio. Saya sungguh kagum dengan masyarakat Belgia untuk perhatian mereka terhadap lingkungan. Bis berbahan bakar air juga sudah beroperasi di kota Antwerpen. Sayangnya jumlahnya belum terlalu banyak karena biaya untuk membeli bis yang sangat mahal.

Jadi, kalau berkesempatan berkunjung ke negeri coklat yang hangat ini, jangan sia-siakan :)

Komentar

  1. Salam kenal Mba Nathalie, saya zukri domisili di Belanda, Thanks ya atas tulisannya, bisa jadi referensi saya nanti ke Brussel, Btw, saya tertarik dengan museum EU, untuk menonton filmnya apakah bayar? thx in advance

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Pak Zukri! Terima kasih sudah membaca tulisan saya :-)
      Untuk menonton film di Parlamentarium tidak perlu membayar. Mereka punya jadwal pemutaran film. Bisa langsung tanya ke petugas yang ada di sana :-)
      Selamat bersenang-senang di Belgia, Pak! :)

      Hapus
  2. salam kenal mb Nathalie! ulasan perjalanan yang menarik sekali ya mba, btw untuk berkunjung ke kota2 yang mb sebut d tulisan mb butuh waktu berapa hari ya mba?
    salam kenal dr jogja
    www.intan.blog.ugm.ac.id

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mb Intan! Saya kemarin menghabiskan waktu 9 hari di Belgia. Satu kota hanya 1 hari, sementara di Poperinge 3 hari karena ada teman di sana :)

      Hapus
  3. Keren mbak perjalanannya, bisa bagi itinerary nya nggak??kebetulan Belgia menjadi destinasi favorit saya, terlebih setelah membaca novel 'four season in Belgium' :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mbak Andina! dengan senang hati! Selamat bersenang-senang si Belgia ya :)

      Hapus
  4. Hallo kak natalie :) boleh saya tau alamat email dan akun twitter kakak? ada banyak hal yg ingin saya tanyakan terkait tentang aupair, mengingat kakak telah berpengalaman disana. Terimakasih kak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Gita! Maaf sekali baru saya balas comment-nya..
      Email saya: atha_leta@yahoo.com, twitter saya: nathaliezileta.

      Semoga informasinya tidak terlambat :")

      Hapus
  5. Hallo Natalie.. Salam kenal. Aku Ria, sekarang juga sedang Au Pair, tapi masih di Jerman. Aku ada rencana pengen Au-Pair di Austria setelah kelar ini. Tapi masih bingung dengan beberapa syaratnya. Mohon bantuannya ya.. tentang Birth certificate (akte kelahiran harus diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh penerjemah tersumpah dan harus dilegalisasi oleh Departemen Hukum dan Ham, Departemen Luar negeri di Indonesia, dan Kedutaan Austria di Indonesia).

    Nah, kalau kita sudah di Jerman, legalisasi oleh Departemen Hukum dan Ham, Departemen Luar negeri di Indonesia, dan Kedutaan Austria di Indonesia-nya bagaimana ya? Kamu dulu bagaimana?

    Terima kasih sebelumnya.. Mohon berkenan dijawab yaaa. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Ria! Maaf sekali aku baru lihat ada comment kamu di sini.. Semoga informasinya tidak terlambat.
      Semua mengenai pengurusan dokumen saya ke austria saya tulis di sini: http://nathaliezileta.blogspot.co.at/2014/09/sebagai-aupair-dari-jerman-ke-austria.html?m=1

      Hapus
  6. hallo kak natalie saya cukup tertarik dengan au pair , tapi saya belum tau banyak tentang au pair dan cara bergabung secara resminya dan tentunya biaya yang dibutuhkan . saya sangat butuh bantuannya kak , kalo kakak tidak keberatan boleh balas ke email saya syverakuntadi@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo. Mengenai aupair 101 saya tulis di sini: http://nathaliezileta.blogspot.co.at/2013/09/next-step-being-au-pair-in-germany.html?m=1

      Hapus
  7. halo Natalie.... mau tanya setelah au pair di Austria selanjutnya pulang atau kuliah master?? thx yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Wahyuni, puji Tuhan aku dapat kesempatan untuk kuliah s2 di sini :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer